Ilustrasi
Kupasonline--Wajah memerah ini terjadi ketika tubuh memberi isyarat bahwa dia tak dapat memetabolisme alkohol secara efisien seperti seharusnya. Hal ini jadi penyebab berubahnya warna wajah usai konsumsi alkohol ini.
Normalnya, alkohol dimetabolisme atau dicerna menjadi asetaldehida. Ketika tubuh tak mampu mencerna kandungan ini selama proses, kapiler darah di wajah bakal melebar berujung munculnya wajah merah.
"Ketika kamu mengonsumsi dua gelas wine sangat cepat, misalnya lebih dari dua jam dalam satu jam, tubuhmu tak dapat menghilangkan asetaldehida dengan cukup cepat, hal ini bisa membuat wajahmu menjadi memerah," terang Dasgupta.Rentan Dialami Orang Asia
Perbedaan genom yang dimiliki menyebabkan 80 persen orang Asia Timur mengalami reaksi ini. Pasalnya, mereka memecah dan memetabolisme dengan sangat cepat bahkan hingga 100 kalo lipat. Hal ini menyebabkan kondisi wajah dan pipi memerah ini lebih rentan mereka alami.
"Hal ini mungkin terjadi dengan detak jantung yang sangat cepat," jelas Dasgupta,dilansir dari merdeka.com.
Seseorang yang memiliki salinan dari gen yang sangat overaktif ini mungkin mengalami mual, pusing, dan juga rasa tak nyaman ketika mengonsumsi alkohol."Mereka cenderung untuk tidak mengonsumsi alkohol karena efek yang mereka alami," terang Dasgupta.
Sebuah penelitian pada tahun 2018 di jurnal Nature menyebut bahwa mereka yang mengalami kondisi wajah memerah setelah mengonsumsi alkohol lebih rentan mencederai DNA dibanding mereka yang tidak. Menariknya, konsumsi kopi malah bisa berdampak positif melindungi DNA.
Walau tidak ada cara untuk mengubah reaksi genetik alkohol, namun terdapat taktik untuk meminimalkan munculnya warna merah di pipi ini. Cara yang paling mudah adalah jangan minum di atas batas toleransi dengan harapan bahwa tubuh akan terbiasa dan pipi merona ini bakal hilang.
Selanjutnya, batasi konsumsi alkohol yang kamu lakukan. Minum dalam jumlah banyak bakal membebani tubuhmu sehingga sebaiknya batasi jumlahnya."Minum secara perlahan dan dalam jumlah kecil untuk menghilangkan rasa panas," tandas Dasgupta.
Editor : Sri Agustini