Mahyeldi juga sampaikan Sumbar memiliki kearifan local spasifik dengan berfalsafahkan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK), merupakan agenda kedua dalam RPJMD, sebagai hal yang mendasar kehidupan bagi masyarakat Sumbar.
Dengan adanya Mesjid Raya Sumatera Barat sebagai salah satu simbol kekuatan dan potensi agama, adat, budaya, ketokohan ulama. Semuanya menyatu di dalam wadah ABS-SBK. Alhamdulillah di kawasan mesjid Raya tersebut sudah ada kantor LKAAM, Bundo Kanduang, dan kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga nantinya akan bertempat di Mesjid Raya tersebut, harapnya.
Gubernur juga mengupas tentang potensi pertanian merupakan program unggulan yang mana 57 % masyarakat Sumatera Barat bertani, persolan kedepan adalah bagaimana para petani mendapat kesahjetaraan yang baik dalam menjual hasil taninya, Produksi gambir Sumbar adalah penghasil produksi gambir terbesar di Dunia, namun harga gambir belum cukup untuk meningkatkan kesahjetraan petani.
Diharapkan akan menghadirkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagai pendamping agar ada jaminan untuk para petani. Pemerintah akan mengalokasikan 10% APBD untuk penguatan pertanian yang mana di dalamnya kebutuhan tani seperti bibit, lahan, dan irigasinya, ini sektor pertanian yang harus di perhatikan yang juga tertuang dalam visinya.
Mahyeldi juga katakana, akan menghadirkan 100.000 Milenial dan Human Enterprens yang mana 40% dengan bonus demografi yang memungkinkan pedagang, industry kecil / menengah berbasis digital yang tangguh dan berdaya saing. Pemerintah propinsi dan Kabupaten / kota serta OJK sudah bekerja sama dalam penanganan digitalisasi agar masyarakat mudah mengakses dan mengelola keuangan melalui internet.
Editor : Sri Agustini