Soal kejadian terakhir, polemik HMI Vs DPRD Bukittinggi, Yovaldri belum mau membenarkan isu bahwa aksi-aksi dari HMI merupakan tunggangan dari tokoh politik tertentu, menurutnya kalau itu benar maka kearifan berpolitik mulai terancam dengan tatanan baru yang meredupkan kearifan lokal.
" Terkhusus soal HMI Bukittinggi ribut dengan DPRD, ada isu ditunggangi, desas desusnya oleh Erman Safar. Saya melihat belum sampai kesana, nilai perjuangan HMI itu kuat, saya kenal banyak kadernya sejak kuliah hingga pengurus PB HMI sekarang ini. Tapi jika ternyata benar oleh sebab oknum tertentu, maka kearifan berpolitik mulai terancam dengan tatanan baru yang sarat dengan aksi jegal-menjegal, dan tentunya merusak nama baik HMI," ungkap Yovaldri Riki dalam Fanpage Facebook menilai.
Zamannya sekarang berpolitik dengan elegan, sampaikan kritik dengan baik, terima kritik dengan hati lapang, tempatkan mitra kerja dengan santun dan layani msyarakat dengan adil dan jujur agar pemerintahan berjalan kondusif.
" Kasihan warga Bukittinggi yang terkorbankan jika pemerintahan belum kondusif. Pemerintah harusnya fokus pada upaya pelayanan dan kesejahteraan warga, bukan sibuk pencitraan dan ribut "main-main politik" terus. Walikota harus pimpin menciptakan dan menjaga pemerintahan yang kondusif. Apalagi kondisi ekonomi warga sedang di titik terendah, harusnya walikota sibuk membicarakan Bukittinggi ketimbang partainya, jangan salah fokus, pilkada masih jauh," tutup Yovaldri.(wan)
Editor : Sri Agustini