Jakarta,kupasonline--Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman menganalisis gejala COVID-19 pada anak yang terinfeksi virus tersebut.
LBM Eijkman melakukan analisis klinis kasus anak dan tingkat prevalensinya. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Virology Plus ini melibatkan 1.973 pasien COVID-19 di bawah usia 18 tahun.
Hasilnya, ada 208 pasien anak yang dinyatakan positif COVID-19. Sebanyak 140 di antaranya tidak menunjukkan gejala, sedangkan 68 pasien mengeluhkan sejumlah gejala.
Tiga gejala yang paling umum adalah batuk (57,4 persen), kelelahan (39,7 persen), dan demam (36,8 persen),dilansir dari haibunda.com, Sedangkan 15 anak lainnya mengeluhkan gejala berat seperti sesak napas yang kebanyakan terjadi pada bayi.
Artinya, hanya 32,7 persen kasus COVID-19 pada anak-anak yang bergejala. Kasus yang parah pada anak-anak sangat jarang terjadi. Namun, mereka berisiko sangat tinggi membawa virus Corona karena didominasi kasus tanpa gejala. Editor : Sri Agustini