Bahkan, instruktur dan pegawai sekolah di SMPN 1 Payakumbuh divaksinasi seratus persen, selain dua orang yang tetap tidak bisa, karena alasan klinis. Sementara itu, hampir 1/2 dari seluruh jumlah siswa SMPN 1 Payakumbuh divaksinasi pada tahap tertentu dalam vaksinasi lebih awal dari waktu vaksinasi sapu diluncurkan.
Defi karena pihak fakultas menyampaikan pesan kepada wali kelas, agar bapak dan ibu mahasiswa perlu divaksinasi dan diberikan pelatihan agar mereka sekarang tidak lagi terpancing informasi hoax di media sosial. Sudah banyak pesan yang dimuat melalui Defi, perguruan tinggi yang paling terkenal bernama Pak It.
Pertama, terbukti segudang mahasiswa dan ASN di Kota Payakumbuh telah divaksinasi, ternyata tidak ada informasi seperti yang diinstruksikan di dalam informasi hoax tersebut.
"Karena sebelum kita divaksinasi, sudah ada dokter spesialis yang pertama menguji kita, dan merekalah yang menentukan apakah kita akan divaksinasi atau tidak lagi sesuai dengan peraturan kebugaran," kata Defi.
Kedua, kata Defi, divaksinasi tidak lagi menjamin bahwa seseorang tidak akan meradang lagi, namun dengan divaksinasi, bahaya tertular tidak selalu mematikan seperti orang yang tidak divaksinasi karena Padahal daya tahan tubuh mereka lebih tinggi terhadap virus corona jika sudah divaksinasi.
"Ini bukti informasi dari cabang fitnes di beberapa titik sosialisasi vaksin 1 bulan lalu," kata Defi.
Ketiga, Defi menjelaskan motif mengapa mahasiswa yang kini tidak lagi divaksinasi kini tidak lagi diperbolehkan menunggu fakultas setelah prosedur pembinaan dan pembelajaran tatap muka menjadi formal dilaksanakan. Menurut Defi, liputan ini diambil karena pihak berwenang menyayangi mereka, karena bahaya dan akibat tertular virus corona bagi mereka yang sudah tidak divaksinasi bisa jauh lebih mematikan.Dengan informasi yang telah ditetapkan, melalui pesan ini kami menghimbau kepada semua pihak agar segera diberlakukan vaksin, jangan ragu lagi untuk mempermudah sistem vaksin di kota kita, bapak ibu juga bisa menjadi bagian dari vaksin. di fakultas mana saja yang memberlakukan vaksin, vaksin, terdiri dari kami di SMPN 1 Payakumbuh," ujar Defi.
Rahmat Azhari Al Fatiha (14 tahun), siswi kelas 9.Lima dari Desa Parit Rantang menyatakan bahwa ini menjadi vaksinasi utama yang ia ikuti. Pilihannya untuk ikut serta di dalam vaksin menjadi terpacu melalui dirinya untuk divaksinasi.
"Kami sudah meninggalkan belajar tatap muka, namun kami ingin melindungi diri dari Covid-19 terlebih dahulu. Bahkan ayah dan ibu divaksinasi di dalam desa," katanya.
Editor : Sri Agustini