Berdasarkan ketentuan Perwakilan BKKBN Provinsi Sumbar, Kota Payakumbuh dapat membentuk kader sebanyak-banyaknya sembilan puluh dua. Setiap kelompok terdiri dari 3 orang, 1 bidan terdekat, 1 kader PKK, dan 1 kader IMP/KB.
Setelah membentuk Kader, maka kelompok Fasilitator Kota meliputi TP PKK tingkat Kota, Kantor P3AP2KB, Koordinator Lapangan PKB dan Non-PNS, dan Organisasi IBI dengan kelengkapan tiga belas manusia telah terampil untuk tumbuh menjadi fasilitator tingkat kota, yang kemudian dapat melakukan orientasi lebih dekat dengan Kader Pendamping.
Mereka mengikuti Training of Trainer (TOT) u fasilitator sebagai pelatih kader pendamping keluarga dan dididik dengan bantuan menggunakan fasilitator tingkat Provinsi Sumbar, kata Agustion.
Agustion menjelaskan, sesuai jadwal, peminatan ini menjadi pelaksanaan software orientasi kader pendamping mulai 17-25 November 2021 yang terbagi dalam 6 batch, berjumlah 276 orang atau sembilan puluh dua tim.
"Peserta adalah kader pendamping keluarga yang melaksanakan pendampingan kepada sasaran Calon Berisiko Stunting. Calon yang berisiko terjadinya stunting adalah, Catin (Calon Pengantin), Calon Ibu Hamil sampai Pasca bersalin, serta Bayi dan Balita usia 0-59 Bulan," pungkasnya.
Agustion menambahkan, para kader tersebut sudah mahir menggunakan software yang dirilis melalui sarana Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) September lalu. Sebutannya adalah Aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil atau Elsimil. Hal ini bertujuan untuk menekan kejadian stunting mulai dari calon pengantin.Utilitas Elsimil berfungsi sebagai alat skrining keadaan calon pengantin, yang menghubungkan calon pengantin dengan petugas pendamping, media akademik tentang kesiapan menikah dan hamil serta alat untuk melacak kepatuhan calon pengantin dalam olahraga keluar obat untuk meningkatkan status diet.
Di Indonesia, ada sebanyak 14 daerah bersama Bali, Kupang, Aceh dan Banyuwangi yang sudah memeriksa software Elsimil, pungkas Agustion. (bib)
Editor : Sri Agustini