Lubuk Basung, Kupasonline - Tidak seorang pun yang ingin hidup dalam kemiskinan. Apalagi hidup dengan kondisi yang tidak sempurna, baik dari segi fisik dan psikis yang membuat hidup jauh dari layak.
Hidup segenap kekurangan tersebut bukanlah impian pasangan suami istri tanpa anak, Detek (61) dan Sumiarti panggilan Nian (50) warga Dusun Lubuk Panjang Jorong II Nagari Garagahan Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam Sumatera Barat. Sejak menikah puluhan tahun lalu, mereka hidup sangat memprihatinkan.
Detek sendiri penyandang Disabilitas atau keterbelakangan mental, sementara sang istri Nian kondisi jiwanya terganggu. Namun demikian, dikeseharian mereka terlihat bahagia, tampak tak mengeluhkan hidup dengan kondisi serba terbatas itu. Nian selalu tertawa bila bersua dengan orang.
Kemana pun selalu bersama, baik mencari kayu bakar, kelapa dan pinang yang mereka pungut dari kebun-kebun milik kerabatnya.
Keseharian, untuk hidup mereka mengandalkan bantuan keluarga detek dan hasil yang tak sampai Rp10 ribu dari penjualan kayu bakar, kelapa dan pinang yang dijual kepada tetangga.
Miris, gambaran tepat kondisi pasutri ini. Terlebih sejak ditinggal orang tua Detek yakni Iyak Ana beberapa tahun yang lalu. Dulu mereka tinggal bertiga, sejak Iyak Ana tiada, tak ada lagi yang membimbing kehidupan mereka lagi.Tak hanya itu, kondisi tempat tinggal pun sangat tidak layak, selain lubang memenuhi dinding, pondok kayu reyot bekas peninggalan orang tua Detek yang berukuran kecil tanpa kamar mandi, itu pun sudah lapuk dimakan usia. Mereka tidur hanya beralasan tikar usang.
Untuk makan, beberapa tahun sebelumnya, mereka mengandalkan bantuan beras untuk Rumah Tangga Miskin (Raskin) dari pemerintah, itu pun atas nama Iyak Ana. Editor : Sri Agustini