Mobil perpustakaan keliling Kabupaten kepulauan Mentawai. |
Mentawai, Kupasonline.Com- Guna meningkatkan minat baca dalam masyarakat, dimulai dari sekolah TK/Paud hingga ke tingkat perguruan tinggi. Minat ini perlu ditumbuh kembangkan terus menerus untuk mencapai masyarakat yang cerdas memperoleh wawasan intelektual bagi generasi penerus.
Dalam upaya meningkatkan minat baca dan tulis perlu program yang melibatkan semua pihak terkait agar benar-benar mampu meningkatkan kualitas pendidikan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Kadis Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten kepulauan Mentawai, Zulfikar, S.Pi, menyampaikan, perlunya dilakukan gerakan literasi yang merujuk pada kemampuan dan keterampilan seseorang dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, juga memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan seseorang dalam berbahasa, ujarnya
"Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) di mentawai sendiri masih di sekitaran angka di bawah 20 persen kurang dan hal ini terkendala dari beberapa faktor di tambah dengan pemerataan layanan perpustakaan yang masih terbatas," sebut Kadis kearsipan kepada awak media, (8/4/2022)
Dikatakannya, data terakhir indeks pembangunan literasi manusia yang di keluarkan kearsipan Nasional. Indeks mentawai masuk kategori rendah yakni 11,18, tuturnya.Juga, saat ini untuk perpustakaan sekolah baik di tingkat SD maupun SMP yang sudah masuk dalam dapodik sudah ada 130, akan tetapi, setelah di lakukan survei banyak pustaka di alih fungsikan, seperti di kecamatan Sipora Utara, Sipora Selatan dan Sikabaluan, ungkapnya.
Akhirnya, dengan ruang perpustakaan terbatas dialihkan menjadi kebutuhan sekolah maka buku-buku yang sudah ada di tempatkan di gudang, sehingga tidak bermanfaat dengan baik, ucapnya.
Sementara itu, ada juga perpustakaan yang sudah di mulai oleh pemerintah desa ada sekitar tujuh, kata Kadis, kondisinya juga masih terbatas, akan tetapi hal ini bisa di kembangkan melalui kewenangan desa melalui penggunaan anggaran desa masing-masing.
Editor : Sri Agustini